Jumat, 26 Maret 2010

Mencegah Pneumonia dan Inhalasi uap

Mencegah Pneumonia dan Inhalasi uap
(Oleh dr. H. H. Mohamad Sp.A)

Pneumonia (long ontsteking, radang paru-paru atau paru-paru basah) menjadi populer sebagai komplikasi yang menyebabkan kematian pada penderita flu burung, Pneumonia adalah juga komplikasi dan penyebab kematian dari penyakit campak dan influenza, terutama pada anak-anak.

Terjadinya pneumonia sebagai komplikasi dan penyebab kematian penyakit lain dapat dicegah jika tubuh tidak terganggu dalam menjalankan tugasnya. Tugas terpenting ada pada sel-sel yang melapisi bagian dalam saluran pernapasan. Tiap sel mempunyai kira-kira 200 cilia (sejenis rambut yang sangat halus) dan mengeluarkan cairan encer dipermukaannya. Cilia-cilia ini bergerak secara teratur 10 sampai 20 kali perdetik tanpa henti, menyapu cairan tersebut dengan kecepatan 1 cm permenit menuju tenggorokan dan tanpa disadari akan ditelan. Dengan demikian, debu, kuman, asap dsb akan melekat pada cairan tersebut dan tersapu bersih dari saluran pernapasan. Selain itu cairan tersebut juga menjaga agar saluran napas selalu basah.

Jika terlalu banyak mengeluarkan keringat, baik disebabkan oleh karena ruangan yang pengap maupun karena sakit panas, cairan tersebut menjadi kering dan lengket sehingga tidak dapat dialirkan dan mengumpul menjadi dahak serta menyumbat saluran napas. Saluran napas yang tersumbat menyebabkan sesak napas, batuk dan berkembangbiaknya kuman-kuman yang dapat menyebabkan penyakit bronchitis dan paru-paru basah (Pneumonia). Kalau berpikiran dangkal dan pendek, akan diambil jalan pintas yaitu dengan mengencerkan dan mengeluarkan dahak tersebut menggunakan alat dan obat (Inhalasi uap). Apakah akan disedot terus menerus?

Cara yang rasional, fisiologis dan mudah adalah mencegah keluarnya keringat secara berlebihan. Akan sia-sia minum kalau ruangannya masih pengap, karena akan keluar lagi melalui keringat. Udara di negara tropis sangat lembab (sangat banyak mengandung uap air) sehingga sangat mudah berkeringat. Uap air yang keluar ketika mengeluarkan napas, 11 (sebelas) kali lebih banyak dibandingkan dengan udara yang dihisap ketika menarik napas. Jadi dalam ruangan yang ventilasinya kurang, udaranya akan makin bertambah lembab, bertambah CO2 dan berkurang oksigen-nya sehingga badan akan sangat lemah, penyakit pun akan merajalela. Apa lagi kalau ruangan ber AC memakai timer atau dimatikan AC-nya dan temperaturnya (suhu) terlalu tinggi maka ruangan akan menjadi pengap. Tujuan memakai AC adalah menyaring udara ruangan (membersihkan) mengurangi kelembaban yang terlalu tinggi dan mendinginkan udara.

Tujuan ini akan sia-sia kalau AC tidak berfungsi optimal, apalagi kalau sudah lama tidak diservis. Katanya AC menyebabkan udara dan kulit menjadi kering. Bagaimana mungkin? Uap air yang dikeluarkan ketika mengeluarkan napas 11 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan udara yang dihirup. Kalau tidak memakai AC, ruangan harus terbuka agar udara segar dari luar masuk, Kipas angin tidak ada gunanya kalau tidak ada udara segar dari luar masuk ke dalam ruangan. Asap rokok mengandung banyak monoksida yang tidak dapat dibersihkan oleh AC dan mengalahkan oksigen masuk kedalam sel darah. Jadi sangat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Dahulu ada motto: berkeringat adalah sehat. Motto ini berasal dari negara sub tropis, terutama di musim dingin (salju). Disuruh berkeringat maksudnya supaya olah raga agar sehat dan tidak kedinginan. Di negara tropis apalagi di musim panas, tanpa olah raga pun sudah berkeringat apalagi berolah raga diruangan tertutup tidak ber-AC akan terlalu banyak mengeluarkan keringat dan tubuh akan terasa tidak nyaman bahkan akan jatuh sakit. Jagalah agar fungsi tubuh tidak terganggu oleh terlalu banyak mengeluarkan keringat.

Hubungan Asam Urat, Kacang, Coklat dan Batu Ginjal

Hubungan Asam Urat, Kacang, Coklat dan Batu Ginjal
(Oleh dr. H. H. Mohamad Sp.A)

Tubuh kita selalu mengalami proses regenerasi (peremajaan). Molekul sampai sel lama diganti dengan yang baru melalui mekanisme keseimbangan yang saling bergantung dan saling mengisi dengan sempurna. Jika kita sehat berarti keseimbangan tersebut sudah sempurna, jadi jangan ingin tambah sehat. Usaha untuk bertambah sehat hanya akan merusak keseimbangan tersebut, berarti akan sakit. Usahakanlah agar tetap sehat (bukan tambah sehat) dengan makan, minum tidak belebihan, hidup teratur serta hindari makanan, minuman dan lingkungan yang dapat mengganggu keseimbangan tersebut. Makin bertambahnya usia, apalagi setelah paruh baya, kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan tubuh ini makin berkurang, terutama karena kinerja jantung, hati dan ginjal berkurang. Proses regenerasi molekul sampai sel menggunakan bahan baku baru dari makanan dan bahan baku lama dari proses daur ulang molekul yang lama.

Molekul yang tidak dapat didaur ulang kembali (end product) dapat disamakan dengan sampah, harus dikeluarkan dari tubuh. Gangguan pada proses peremajaan dan pembuangan molekul-molekul akan menyebabkan penimbunan “sampah” sehingga menimbulkan penyakit.

Asam urat adalah sampah yang terutama berasal dari daging, ikan, bayam, teh, kopi dan coklat. Penimbunan asam urat menyebabkan terjadinya kristal asam urat di jaringan sekitar sendi-sendi sehingga menimbulkan rasa pegel-pegel, ngilu sampai nyeri di sendi-sendi dan sekitarnya, biasanya terjadi setelah usia paruh baya. Penimbunan asam urat terjadi karena banyaknya makanan yang mengandung sampah dari makanan tersebut diatas yang berlebihan, kemampuan ginjal mengeluarkan asam urat yang berkurang setelah usia paruh baya dan penyakit, terutama penyakit darah tinggi dan penyakit ginjal.

Akhir-akhir ini diketahui bahwa Fruktosa dapat menghambat pengeluaran asam urat melalui ginjal. Gula tebu mengandung Glukosa dan Fruktosa dengan perbandingan yang sama. Gula jagung sebagian besar terdiri dari Fruktosa. Dahulu, terutama di negara maju dikira karena rendah kalorinya, gula jagung dapat menjaga kelangsingan tubuh. Sekarang terbukti bahwa Fruktosa, selain menghambat pengeluaran asam urat, juga sebagai penyebab obesitas, resisten insulin (resistance) dan penyakit jantung koroner karena cenderung diubah menjadi Trigliserida (SS Elliott, dkk, 2002).

Oksalat (Oxalate) adalah sampah metabolisme makanan yang 40%-50% diantaranya berasal dari kacang dan coklat. Meskipun kadar oksalat dalam darah sangat tinggi, kemampuan tubuh membuang oksalat melalui ginjal (urine) sangat terbatas. Jadi, jika kita banyak makan kacang atau coklat, sampah oksalat tidak dapat dibuang semuanya, sehingga terjadi penumpukan dan pembentukan kristal kalsium oksalat. Asam urat dapat memicu terjadinya kristal kalsium oksalat. Kristal kalsium oksalat dapat mengendap di tulang, tulang rawan, pembuluh darah, jaringan sendi-sendi dan ginjal. Dijaringan sendi-sendi dapat menimbulkan rasa pegal-pegal, nyilu dan nyeri yang sama seperti ditimbulkan oleh asam urat. Secara klinis keduanya tidak dapat dibedakan. Kristal asam urat dan oksalat dalam cairan sendi dapat dibedakan dengan kristalografi. Batu ginjal asam urat hanya dapat terjadi kalau ada faktor keturunan, tetapi 20% penderita batu ginjal kalsium oksalat mempunyai kadar asam urat yang tinggi dalam urinenya.

Gula, kacang dan coklat merupakan pasangan sempurna untuk membuat tubuh kita menderita sakit sendi, jantung, ginjal dan batu ginjal, jadi makin banyak dimakan, makin banyak pula sampahnya. Tetapi susah dihentikan kalau sudah mulai memakannya.

Penyakit dan Ganguan Tidur

Penyakit dan Ganguan Tidur
(Oleh dr. H. H. Mohamad Sp.A)

Setiap sel jaringan tubuh mempunyai siklus kegiatan yang dikoordiner oleh otak (hypothalamus).Siklus ini sangat dipengaruhi oleh sinar matahari terutama sinar biru dari spektrum sinar yang terlihat (antara 460-480 m) sehingga ada siklus melakukan kegiatan di siang hari dan siklus istirahat di malam hari. Oleh karena itu, waktu tidur harus disesuaikan dengan siklus istirahat tubuh. Jika tidak, akan terjadi berbagai macam kelainan, keluhan dan penyakit karena tidur sangat mempengaruhi semua kegiatan tubuh.

Tidur di malam hari mempunyai siklus juga (Ultradian Sleep Cycle) yaitu siklus tidur REM (Rapid Eye Movement) dan siklus tidur NREM (Non Rapid Eye Movement) yang secara bergantian berlangsung antara 90-110 menit. Tidur yang “baik” adalah tidur dengan siklus REM tidak lebih dari 25% dari waktu tidur seluruhnya. Di siklus tidur REM, yaitu batas antara tidur dan terjaga, daya ingat dan respon terhadap sinar dan suara masih ada meskipun tidak sampai terbangun. Mata dan anggota tubuh lainnya tidak istirahat, tidur tidak nyenyak dan gelisah, mudah terbangun dan sering mimpi. 80% dari mimpi dapat diingat sampai detail. Denyut jantung dan pernafasan tidak teratur. Oleh karena itu, jika terbangun akan terasa sakit kepala, mata lelah, pegal-pegal di otot leher,bahu, dada, dan sendi-sendi serta mengantuk di siang hari.
Disiklus tidur NREM, tidur sedemikian nyenyak sehingga tidak mengingat apapun. Mimpipun hampir tidak dapat diingat. Ada 4 tingkat kenyenyakan dan 50%-60% adalah tingkat 1-2.

Ditingkat kenyenyakan ke 3 dan 4, tubuh menunjukan keadaan istirahat maksimal (Metabolisme, denyut jantung dan frekwensi pernafasan menurun) disertai sekresi hormon pertumbuhan dan hormon-hormon lain yang sangat penting dalam proses pemulihan karena merangsang pertumbuhan sel-sel baru di seluruh tubuh menggantikan sel-sel rusak dan mati.

Pikiran cerah, tubuh segar dan berenergi akan didapat jika tidur kita nyenyak tanpa gangguan terbangun. Anak-anak mempunyai lebih banyak siklus tidur NREM tingkat 3 dan 4, berkurang setelah masa puber dan terus berkurang dengan bertambahnya usia. Di usia lanjut, siklus tidur NREM umumnya hanya sampai tingkat 1 dan 2 sehingga mudah terbangun dan mudah tertidur.
Insomnia adalah keluhan mengenai tidur yang tidak memadai (inadequate), dapat berupa sulit tertidur (sleep onset insomnia), sering terbangun (sleep maintenance insomnia) dan cepat terbangun (early morning awakening atau sleep offset insomnia) serta tetap mengantuk meskipun sudah tidur lebih dari cukup (nonrestorative sleep).

Sulit tertidur dapat disebabkan oleh kegiatan, penglihatan, dan percakapan yang terlalu melelahkan atau menegangkan menjelang tidur, ruangan pengap, lampu yang terlalu terang atau suara bising, makan terlalu kenyang, kopi, teh, serta minuman yang mengandung cola atau obat perangsang lain. Alkohol dan nikotin memudahkan tertidur tetapi mengurangi tidur nyenyak sehingga mudah terbangun. Pengaruh kopi sampai 10 jam setelah diminum sehingga sulit tertidur, sering terbangun dan sulit tertidur lagi. Waktu tidur yang tidak sesuai dengan siklus tidur (tidur terlalu larut malam) dapat mempersulit tertidur, tidurpun tidak nyenyak sehingga mudah terbangun. Ruang pengap, obesitas, pembesaran kelenjar gondok, kelainan rongga hidung, tenggorokan, bronchitis dan asma dapat mengganggu pernapasan dan tidur.

Gangguan tidur, selain menyebabkan rasa mengantuk di siang hari, sakit kepala, pegal-pegal, lesu, lemah dan sebagainya; dalam jangka panjang dapat menyebabkan otak dan jantung kekurangan oksigen, sehingga terjadi gangguan pada jantung, mengurangi kepandaian dan kekebalan (mudah lupa, pikun dan sakit). Kekurangan oksigen pada jantung dapat menyebabkan mimpi yang menakutkan.

penyakit akibat salah merawat bayi dan anak

Penyakit Akibat Salah Merawat Bayi dan Anak
(Oleh dr. H. H. Mohamad Sp.A)

Penyakit akibat salah merawat bayi dan anak, umumnya disebabkan karena meniru cara perawatan bayi dan anak dari negara-negara di daerah subtropis. Di daerah subtropis udara selain lebih dingin (terutama di musim dingin) juga kering sehingga tidak mudah berkeringat dan kulit menjadi kering (keringat mengandung minyak). Di daerah subtropis, dimusim dingin karena kulit kering, mandi pun hanya 1-2 kali seminggu, dan perlu baby oil, cream dan lotion.

Kalau terlalu sering mandi selain akan kedinginan, juga akan menderita iritasi kulit, terutama orang yang sudah tua. Di daerah subtropis terutama orang yang sudah tua, kalau kedinginan akan mudah terserang penyakit batuk pilek, oleh karena itu nama penyakitnya dihubungkan dengan kedinginan yaitu catch cold atau bahasa Belanda-nya koud gevat. Jadi supaya tidak tambah sakit tidak boleh tambah kedinginan. Oleh karena itu kalau sakit batuk pilek tidak boleh minum air es, tidak boleh mandi, apalagi mandi malam, tidak boleh kena angin, apalagi angin malam, tidak boleh pakai kipas angin, apalagi AC, karena takut tambah kedinginan sehingga penyakitnya bertambah berat, menjadi bronchitis sampai paru-paru basah, Itu di musim dingin didaerah subtropis, terutama orang yang sudah tua!

Sebaliknya didaerah tropis selain panas, udaranya juga lembab sehingga mudah berkeringat dan karena keringat mengandung minyak, kulit akan lembab dan berminyak. Apalagi bayi, karena mempunyai lemak coklat (brown fat) yang memanasi tubuhnya akan merasa lebih kepanasan dan lebih banyak berkeringat. Jadi bayi dan anak-anak yang masih kecil tidak tahan kepanasan tetapi tahan dan suka dingin. Kalau kepanasan, akan mengeluarkan banyak keringat, tubuh akan menjadi lemah terutama karena kehilangan banyak cairan tubuh, sehingga mudah terserang penyakit batuk pilek sampai bronchitis dan paru-paru basah. Di daerah tropis, minum air es, mandi malam, angin malam dan kipas angin tidak akan menyebabkan kedinginan, sebaliknya mengurangi kepanasan sehingga mengurangi keringat yang berlebihan.

Di daerah tropis, kulit yang lembab dan berminyak, merupakan media yang baik untuk infeksi kuman dan jamur terutama kalau saluran kelenjar keringat tersumbat, misalnya biang keringat, jerawat, bisul, panu, kurap, dsb. Ini hanya dapat dicegah jika mandi dengan sabun. Sabun terbuat dari soda dan minyak. Sabun halus mengandung minyak lebih banyak supaya tidak ada sisa sodanya,. Akibatnya sabun baby susah berbusa, jadi kulit susah bersih, kecuali disabuni berulang-ulang. Meskipun menggunakan sabun mandi biasa, minyak di kulit sudah cukup banyak untuk mengikat soda, seandainya sabun masih mengandung sisa soda, jadi tidak harus mandi dengan sabun bayi. Tangan yang sudah dilumuri banyak sabun akan licin, sehingga lebih halus daripada waslap atau karet busa. Selain lebih kasar, waslap dan karet busa merupakan sarang kuman dan jamur, jadi jangan menggunakan waslap dan karet busa. Tujuan mandi terutama adalah untuk membersihkan kulit dari minyak akibat berkeringat. Tanpa antiseptik pun kulit akan terhindar dari infeksi kuman dan jamur, jika kulit bersih. Jangan mengotori kulit yang sudah bersih dengan minyak apapun (baby oil, cream atau lotion), apalagi minyak telon, minyak kayu putih, dsb, selain menambah kepanasan juga dapat membuat kulit bayi hangus.

osteoporosis

Osteoporosis
(Oleh dr. H. H. Mohamad Sp.A)

Secara harfiah, kata osteo berarti tulang dan kata porosis berarti berlubang. Istilah populernya adalah tulang keropos. Zat kapur, kalk atau kalsium adalah mineral terbanyak dalam tubuh, kurang lebih 98% kalsium dalam tubuh terdapat dalam tulang. Penempatan kalsium kedalam jaringan tulang disebut mineralisasi dan pengambilan kalsium dari jaringan tulang disebut demineralisasi. Proses mineralisasi dan deminerlisasi berlangsung seumur hidup. Osteoporosis terjadi kalau proses deminerlisasi melebihi mineralisasi. Pencegahan dan pengobatan osteoporosis ditujukan keusaha untuk menyeimbangkan proses demineralisasi dan mineralisasi.

Meskipun kalsium diluar tulang hanya kurang lebih 2% dari kalsium dalam tubuh, perannya sangat vital, terutama untuk kegiatan enzim, hormon, saraf, otot dan pembekuan darah. Kalsium yang beredar dalam darah menjadi patokan keseimbangan kadar kalsium diseluruh tubuh. Keseimbangan dan kestabilan kadar kalsium darah terutama ditentukan oleh hormon paratiroid (parathyroid). Kalau kadar kalsium dalam darah normal, maka proses mineralisasi dan demineralisasi berlangsung seimbang.
Vitamin D

Kulit menghasilkan 7-dehidrokholesterol yang dapat dirubah oleh sinar ultraviolet menjadi vitamin D, disebut juga Kholekalsiferol atau vitamin D3. Sumber vitamin D3 adalah ikan laut, hati dan merah telur. Susu, mentega dan keju biasanya diperkaya vitamin D2 (ergokalsiferol) yang berasal dari ragi. Vitamin D3 dan D2 dalam hati dirubah menjadi kalsifediol yaitu bentuk vitamin D yang terbanyak beredar dalam darah.
Kalau kadar kalsium darah turun atau berkurang sedikit, hormon paratiroid akan bertambah sedikit dan merubah kalsifediol menjadi kalsitriol yang menyebabkan peningkatan penyerapan kalsium dari usus serta menyerap kembali kalsium dari ginjal sehingga masih dapat menormalkan kadar kalsium dalam darah. Tetapi bila makanan kurang mengandung kalsium, vitamin D atau protein maka peningkatan penyerapan kalsium dari usus dan ginjal tidak dapat menormalkan kadar kalsium darah sehingga menyebabkan penambahan lagi hormon paratiroid dan kalsitriol yang berakibat demineralisasi. Bila hal ini berlangsung terus dan cukup lama (bertahun-tahun) maka akan terjadi osteoporosis.
Vitamin D larut dalam minyak tetapi tidak larut dalam air sehingga kelebihan vitamin D tidak dapat segera dikeluarkan dari tubuh, berakibat penumpukan vitamin D. Kelebihan vitamin D menyebabkan produksi kalsitriol meningkat berakibat penyerapan kalsium dari usus dan tulang (demineralisasi) sehingga terjadi osteoporosis. Akibat kadar kalsium darah yang tinggi dapat terjadi pembentukan batu ginjal.

Kelebihan vitamin D jarang terjadi, biasanya akibat konsumsi suplemen vitamin D bersama vitamin A yang berlebihan. Kebutuhan vitamin D sehari adalah 400 i.u. dan tidak boleh melebihi 2000 i.u.. Satu liter susu sapi murni hanya mengandung 4 - 40 i.u. vitamin D3, satu butir merah telur mengandung 150-400 i.u. vitamin D3 dan susu bubuk biasanya diperkaya vitamin D2 sebanyak 400 i.u./liter. Suplemen vitamin D dibutuhkan kalau seseorang kurang kena sinar matahari.

Kalsium
Rekomendasi kebutuhan sehari (Recommended Daily Allowances atau RDA) kalsium untuk orang dewasa Amerika Serikat tahun 1989 hanya 800 mg, sedangkan sekarang adalah 1000-1200 mg. RDA tertinggi adalah untuk golongan umur antara 11 dan 18 tahun yaitu 1300 mg. Golongan umur ini membutuhkan banyak kalsium untuk pertumbuhan tulang. Selain itu, mineralisasi mencapai maksimum antara umur 10-35 tahun. Justru pada golongan umur inilah kaum wanita mempermasalahkan berat badan dan kelangsingan tubuhnya sehingga mineralisasi tulang tidak mencapai maksimal. Kalau mineralisasi tulang menjelang menopause sudah terganggu, resiko untuk menderita osteoporosis makin besar. Jadi kebutuhan kalsium, vitamin D dan protein seharusnya mendapat perhatian khusus sebelum masa menopause, sudah terlambat bila baru ditangani pada masa menopause.

Hasil survei oleh Continuing Survey of Food Intakes by Individuals (CSFII) US Departement of Agriculture pada tahun 1994-1996, ketika RDA masih 800 mg, menyimpulkan bahwa lebih dari 70 % orang dewasa laki-laki maupun wanita di Amerika Serikat, kurang menkonsumsi kalsium, terutama anak-anak dan wanita dewasa golongan berpenghasilan rendah.
Susu sapi adalah sumber kalsium alami yang terbaik karena selain kandungan kalsiumnya tinggi juga paling mudah diserap usus dan paling mudah diterima anak-anak. Susu sapi dan produk susu terutama keju juga mengandung vitamin D dan protein yang memadai, tiap ml susu sapi mengandung kalsium sampai 120 mg. Selain mengandung sedikit kalsium, sayuran juga mengandung pengikat kalsium (asam oksalat) dan asam tumbuhan (phytic acid) yang menyulitkan penyerapan kalsium. Usus hanya dapat menyerap 1/8 kalsium dari bayam.
Protein

Baru tahun 1998 dan 2000, J.E. Kerstettter dkk membuktikan secara langsung dan terperinci bahwa konsumsi protein kurang dari 0,9 gr tiap kg berat badan sehari akan mengurangi penyerapan kalsium dari usus sehingga merangsang kenaikan hormon paratiroid dan kalsitriol yang mengakibatkan demineralisasi tulang (osteoporosis). Dalam ulasannya (tahun 2003) disimpulkan bahwa simpang-siurnya hasil penelitian sebelumnya terutama disebabkan oleh variabel antara penyerapan kalsium dari usus dan ginjal pada tiap individu sangat berbeda.
Konsumsi protein 1-1,5 gr untuk tiap kilogram berat badan sehari dapat menjaga keseimbangan metabolisme dan kadar kalsium dalam darah sehingga terjadi keseimbangan antara mineralisasi dan demineralisasi tulang. Diet yang mengandung protein yang lebih tinggi selain menigkatkan penyerapan kalsium dari usus, juga akan mengeluarkan kelebihan kalsium tersebut dari ginjal (urine).

Estrogen
Estrogen menurunkan efek demineralisasi hormon paratiroid, jadi mencegah osteoporosis. Adanya reseptor estrogen dalam tulang membuktikan bahwa estrogen mempunyai efek langsung dalam hal mineralisasi tulang. Turunnya produksi estrogen menjelang dan memasuki masa menopause mengakibatkan terjadinya demineralisasi tulang (osteoporosis). Ini dapat dicegah jika diobati dengan estrogen. Beberapa tahun yang lalu, pengobatan dengan estrogen tidak disukai karena dikhawatirkan akan meningkatkan resiko terjadinya kanker endometrium rahim dan kanker payudara serta perdarahan menstrual. Sekarang ada obat pengganti estrogen tanpa efek samping estrogen. Meskipun tidak seefektif estrogen, obat ini dapat mencegah osteoporosis.

Kesimpulan
Bila tidak ada penyakit hati dan ginjal, osteoporosis dapat dicegah dengan jalan mengkonsumsi cukup kalsium, vitamin D dan protein terutama antara umur 10-35 tahun dimana mineralisasi tulang mencapai maksimum dan menjelang menopause. Olah raga dapat meningkatkan mineralisasi tulang. Saat menopause, pemakaian obat pengganti estrogen perlu sekali dipertimbangkan. Di Amerika Serikat hampir 30 juta orang menderita osteoporosis dan dianggap hampir mendekati jumlah penderita suatu wabah. Wanita 4X lipat lebih banyak menderita osteoporosis dibandingkan laki-laki. Ini menunjukan perlunya penanganan yang lebih serius dan memberikan informasi lebih jelas dan merata kepada masyarakat.

Pahitnya Gula

Pahitnya Gula
(Oleh dr. H. H. Mohamad Sp.A)

Gula (Gula dari tebu, sukrosa) mengandung glukosa dan fruktosa dengan perbandingan yang sama besar. Setelah sukrosa dicerna di usus, glukosa dan fruktosa sekaligus, langsung masuk pembuluh darah dan langsung masuk ke hati. Apalagi lagi bila sukrosa yang dikonsumsi jumlahnya banyak akan menimbulkan gelombang (influx) atau banjir glukosa dan fruktosa.

Beras putih (nasi) mengandung kira-kira 30 % gula, itu pun 80 % diantaranya terikat serat makanan dan sisanya terdiri dari silosa (xylosa), arabinosa, galaktosa dan lain-lain. Tepung terigu putih dan roti tawar putih mengandung glukosa yang hampir sama dengan nasi. Setelah dicerna di usus, nasi dan roti tawar putih masih memerlukan proses yang lebih rumit dan panjang untuk masuk kedalam pembuluh darah, sehingga glukosa masuk kedalam pembuluh darah secara bertahap.

Dalam keadaan glukosa dan fruktosa yang tidak berlebihan, glukosa dibakar melalui jalur yang umum menjadi tenaga, disimpan menjadi glikogen dan sisa pembakaran glukosa dirubah menjadi asam lemak. Pembakaran fruktosa harus melalui jalur pembakaran glukosa.
Dalam keadaan glukosa dan fruktosa yang berlebihan, fruktosa tidak dapat masuk jalur pembakaran glukosa sehingga menempuh jalan pintas (by pass) menjadi gliserol-3-fosfat.

Demikian juga dengan glukosa, jika berlebihan dapat dirubah menjadi gliserol-3-fosfat.
Gliserol-3-fosfat adalah tulang punggung dari lemak, karena dapat mengikat 3 asam lemak, membentuk trigliserida. Apalagi jika makanan juga mengandung banyak lemak seperti es krim dan kue-kue seperti kue lapis dan tart (taart). Trigliserida ada yang bebas beredar dalam darah dan ada yang disimpan dalam jaringan lemak. MK Hellerstein (2002) serta SK Fried dan SP Rao (2003) menyimpulkan bahwa “influx” gliserol-3-fosfat akibat konsumsi sukrosa yang banyak, menarik asam lemak terutama dari jaringan lemak kedalam hati untuk membentuk trigliserida.

Di hati, trigliserida bersama kolesterol dan beberapa jenis protein yang bernama apoprotein membentuk lipoprotein jenis VLDL (Very Low Density Lipoprotein). HDL (High Density Lipoprotein) sebagian besar dibentuk dihati dan sebagian kecil di usus mempunyai tugas utama untuk mengangkut dan membersihkan kelebihan kolesterol dengan tujuan utama mengeluarkannya melalui empedu.
Setelah keluar dari hati dan masuk ke pembuluh darah, sebagian trigliserida dikeluarkan dari VLDL oleh enzim lipoprotein lipase menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) sehingga menyebabkan peningkatan kadar LDL dalam darah. LDL terdiri dari kolesterol dan apo-liporotein B.

Kolesterol untuk pembentukan VLDL berasal dari hati dan HDL dalam darah (R.H.Glew, 2001) sehingga kadar HDL dalam darah berkurang.
Trigliserida

Peningkatan kadar trigliserida dapat menyebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) jika ada penurunan kadar HDL darah dan peningkatan kadar LDL darah. Peningkatan trigliserida sampai 800 mg/dl dapat menyebabkan terjadinya penyakit pankreatitis akut (radang kelenjar pankreas).

LDL
Peningkatan kadar LDL menyebabkan terjadinya deposit (endapan) kolesterol pada dinding pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi lebih sempit & kaku, disebut ateroskleosis. Jika ateroskleosis terjadi pada pembuluh darah jantung dapat menyebabkan serangan jantung dan kalau terjadi pada pembuluh darah otak dapat terjadi stroke. LDL dijuluki kolesterol jahat (bad cholesterol).

HDL
HDL dijuluki kolesterol baik (good cholesterol) karena membersihkan kelebihan kolesterol dan mengangkutnya ke hati untuk “dibuang” melalui empedu. Penurunan 5 mg/dl HDL saja sudah dapat memperbesar resiko untuk mendapat penyakit kardiovaskuler. Anjuran Family Heart Association adalah: “tingkatkan HDL dan turunkan LDL”.

Penelitian membuktikan bahwa sukrosa terutama fruktosa meningkatkan kadar trigliserida darah dan menurunkan kadar HDL darah sehingga meningkatkan terjadinya penyakit kardiovaskuler (MB Katan, 1997; EJ Parks dan MK Hellerstein,2000).
Albrink dan Ullrich (1986) dengan penelitiannya pada laki-laki muda berkadar lemak normal dengan diet rendah lemak (15 % dari energi total) dan tinggi karbohidrat ( 70 % dari jumlah enegi ) berupa tepung tanpa sukrosa dapat menurunkan kadar trigliserida akibat diet makanan berlemak tinggi (40 % jumlah energi).

Dari penelitian diatas terbukti bahwa diet yang mengandung sukrosa terutama fruktosa dapat menaikan kadar trigliserida darah secara konsisten sesuai dengan jumlah sukrosa dalam diet meskipun dengan diet rendah lemak. Oleh karena itu the American Heart Association tahun 2000 menganjurkan pembatasan pemakaian sukrosa dan menggantikannya dengan tepung (starch), di tahun 2002 menambahkan alasan untuk membatasi sukrosa karena sukrosa secara konsisten menunjukan akibat buruk (adverse effects) yaitu peningkatan kadar trigliserida darah dan penurunan HDL. PJ Havel, SS Elliott dan JS Stern (2003) menyatakan bahwa seperti halnya lemak, fruktosa tidak merangsang produksi insulin sehingga menyebabkan penurunan produksi leptin serta tidak menekan hormon ghrelin dari lambung. Dalam jangka panjang, fruktosa selain menyebabkan penyakit kardiovaskuler, dapat mengakibatkan kenaikan berat badan sampai obesitas dan penyakit diabetes tipe 2.

Untuk membakar glukosa sampai habis menjadi tenaga dibutuhkan 30 reaksi kimia. Pada 1/3 bagian terakhir reaksi tersebut, berbagai sumber energi yang berasal dari penguraian karbohidrat, protein dan lemak dapat masuk dalam siklus pembakaran glukosa atau dibangun kembali menjadi glukosa, asam amino dan lemak untuk disimpan kembali, menjadi glikogen, protein dan lemak. Reaksi kimia pada siklus ini membutuhkan enzim yang tergantung pada vitamin-vitamin terutama golongan vitamin B. Jadi kebutuhan vitamin-vitamin ini akan meningkat seiring dengan meningkatnya metabolisme karbohidrat terutama gula (Khususnya fruktosa yang dapat menempuh jalan pintas menjadi gliserol 3 fosfat). Penambahan kebutuhan vitamin ini tidak dapat dicukupi jika penambahan konsumsi makanan dan minuman bergula tidak dihentikan. Jaringan yang paling rentan terhadap kekurangan vitamin terutama vitamin B adalah sumsum tulang sebagai pusat pembentukan sel darah sehingga terjadi gangguan pembentukan sel darah baru. Vitamin B2, B3 (Niacin), B12 dan asam folat berperan dalam pembentukan DNA (pembentukan sel baru), vitamin B6 berperan dalam pembentukan hemoglobin darah merah. Jadi kekurangan vitamin ini dapat secara langsung mengganggu pembentukan sel darah putih baru sehingga sangat mengurangi daya tahan tubuh pada umumnya dan pembentukan kekebalan tubuh pada khususnya. Selain itu pembentukan trombosit juga terganggu. Kekurangan asam folat dan vitamin B6 juga menyebabkan penumpukan homocystein sehingga dapat menyebabkan pikun dan kerusakan otak. Secara keseluruhan, diet jantung sehat sama dengan diet otak sehat.

Sementara masyarakat Amerika mulai menyadari akibat buruk dari konsumsi sukrosa terutama fruktosa, kita di Indonesia justru mulai meniru pola makan mereka. Mulai dari softdrink bermerk sampai bubuk-bubuk beracun dalam sachet. Belum lagi permen dan biskuit yang sudah dilapisi sukrosa, dilapisi coklat pula yang sangat tinggi kadar fruktosa-nya dan merusak gigi.

Banyak produk mengandung fruktosa seperti gula dan sirup dari jagung dipromosikan untuk mengatasi masalah kegemukan dengan dalih rendah kalori, tetapi sebaliknya dalam jangka panjang menyebabkan obesitas. Belum lagi berbagai juice yang diimport atau hanya mengandung zat kimia (esens) yang karena ditambah vitamin C, dipromosikan seolah-olah sama dengan jeruk.

Menghindari gula tidak akan menyebabkan gula dalam tubuh berkurang karena mulai dari karbohidrat, lemak, protein dan buah-buahan dapat diubah menjadi glukosa. Manisnya gula hanya sesaat, sedangkan pahitnya penderitaan dari penyakit yang diakibatkan oleh gula ditanggung seumur hidup.

Campak

Campak
( Measles, Rubeola atau Morbilli)
(Oleh dr. H. H. Mohamad Sp.A)

Ditularkan oleh percikan ludah, virus campak menyerang dan memperbanyak diri di selaput lendir saluran pernapasan bagian atas, masuk peredaran darah dan meyebar keseluruh tubuh. Karena menyerang semua jenis sel darah putih (terutama monosit) maka terjadi penurunan daya tahan tubuh. Perjalanan penyakit campak dimulai dengan tanda-tanda seperti pada infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA). Suhu tubuh naik sampai 40 derajat celcius. Setelah 5 hari, suhu tubuh turun dan timbul bercak-bercak yang dimulai di belakang telinga, menyebar ke seleruh tubuh. Bercak-bercak merah berangsur-angsur berkurang dan menghilang setelah 5 hari. Perjalanan penyakit campak dapat lebih ringan (suhu tubuh tidak begitu tinggi dan bercak-bercak merah tidak merata) jika tubuh mempunyai kekebalan yang baik.

Penyakit campak tidak ada obatnya tetapi akan sembuh sendiri. Kekebalan tubuh dapat menaklukan penyakit campak. Jika keadaan tubuh dalam keadaan lemah akan terjadi komplikasi : infeksi saluran pernapasan bagian atas akan menjalar ke saluran pernapasan bagian bawah yaitu brochus dan paru-paru sehingga terjadi brochitis dan paru-paru basah (pneumonia longonsteaking) terutama akibat infeksi sekunder oleh kuman-kuman. Tubuh akan lemah jika kekurangan gizi apalagi kalau terdapat malnutrisi. Selain itu pandangan dan pemahaman masyarakat yang sangat menyesatkan mempunyai peran yang sangat besar terjadinya komplikasi paru-paru basah sampai kematian, yaitu pemahaman bahwa pasien campak tidak boleh mandi dan tidak boleh kena angin. Katanya jika mandi atau kena angin, campak tidak keluar atau masuk lagi sehingga pasien dikurung dalam ruangan pengap dan lubang angin ditutup. Akibatnya pasien menjadi tambah lemah karena kekurangan oksigen dan cairan tubuh sehingga terjadi paru-paru basah dan meninggal. Dikira campak seperti binatang peliharaan yang bisa keluar masuk kamar. Kebodohan yang luar biasa berbahayannya sampai menyebabkan kematian! Kalau bercak merah tidak keluar berarti bukan campak (bukan campaknya tidak keluar atau masuk lagi). Tidak ada obat yang dapat mengeluarkan campak, tidak juga obat yang namanya Ma Po yang sudah dikenal dan digunakan secara luas.

Jika ingin menaklukan penyakit campak, tubuh harus kuat, kalau tidak ada AC, ventilasi udara harus baik, bahkan lebih baik lagi di udara terbuka yang segar. Makanan harus yang bergizi terutama yang mengandung daging, susu atau telur. Hindari makanan dan minuman bergula karena mencerna makanan dan minuman bergula membutuhkan banyak vitamin terutama vitamin B sehingga tubuh akan kekurangan vitamin. Kekurangan banyak vitamin dapat memperlemah tubuh secara langsung karena pembentukan sel darah terutama sel darah putih terhambat. Sel darah putih berperan langsung dalam pembentukan kekebalan tubuh.

Penyakit campak dapat dicegah dengan vaksinasi. Vaksinasi campak dapat dimulai pada usia 9 bulan, di ulang di usia 15 bulan, dan biasanya digabung dengan penyakit Mumps (gondongan) dan Rubela (campak Jerman) berupa suntikan MMR (Measles, Mumps, Rubela). Sebaik MMR diulang sebelum berumur 12 tahun.

Demam Berdarah

Demam Berdarah Dengue
(Oleh dr. H. H. Mohamad Sp.A)

Wabah penyakit Demam Dengue di Pulau Jawa dilaporkan pertama kali tahun 1779 oleh David Bylon. Karena demam dan penyakit ini akan sembuh sendiri setelah 5 hari meskipun tanpa pengobatan, maka penyakit ini selama beberapa abad dikenal dengan nama V?f Daagse Koortz atau demam 5 hari. Karena penyakitnya ringan, demam dengue tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.

Penyakit ini makin menyebar dan dikenal menjelang dan sesudah Perang Dunia Kedua. Baru tahun 1950-an dilaporkan adanya penyakit Demam Dengue dengan komplikasi berupa perdarahan dan shock sampai menimbulkan kematian pada anak terutama di Filipina dan Thailand. Dengan demikian Demam Dengue mempunyai dua nama tambahan yaitu Dengue Hemorrhagic Fever dan Dengue Shock Syndrome, di Indonesia dikenal sebagai Demam Berdarah, yang memerlukan perawatan dirumah sakit. Penderita demam berdarah hanya ½ % dari penderita demam dengue. Penanganan di rumah sakit yang baik dapat menekan angka kematian akibat demam berdarah sampai kurang dari 2%. Sebaliknya penanganan yang kurang baik dapat menyebabkan angka kematian menjadi lebih dari 10 % dan berakibat kepanikan sehingga banyak penyakit demam dengue yang ringan sekalipun dirawat dirumah sakit. Virus dengue mempunyai 4 tipe yang berbeda. Masing-masing tipe mempunyai subtipe (subtype atau strain) yang jumlahnya ratusan sesuai dengan daerah/tempat asal virus tersebut. Virus dengue-2 dan dengue-3 adalah penyebab wabah di Asia Tenggara yang dianggap sebagai virus berpotensi terbesar menyebabkan Demam Berdarah.

Virus Dengue umumnya ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti, terutama di daerah tropis. Nyamuk menyerang siang hari dan berkembang biak di air bersih seperti bak penampungan air untuk minum maupun mandi, air hujan yang tergenang atau tertampung dikaleng , ban bekas atau batang bambu dan daun tumbuh-tumbuhan.

Pemberantasan nyamuk bersama pembasmian jentik nyamuk telah menjadi program pemberantasan penyakit Demam Berdarah pemerintah. Penyemprotan obat nyamuk dapat membasmi nyamuk hanya untuk beberapa hari. Memasukan obat Abate kedalam bak penampungan dapat membasmi jentik nyamuk selama beberapa minggu. Kalau dikuras, obat Abate yang menempel pada dinding bak akan hilang. Jadi setelah dikuras harus diberi obat Abate lagi. Penyebaran Virus penyakit Demam Dengue asal Asia Tenggara ke negara-negara tropis yang jauh seperti Benua Amerika terjadi melalui orang-orang yang berkunjung ke daerah wabah penyakit ini.

Gambaran klinis Demam Dengue yang klasik dimulai dengan naiknya suhu badan yang mendadak antara 39 - 41 derajat celcius dan tidak turun sampai hari kelima. Setelah turun di hari kelima, suhu badan naik lagi sedikit. Kenaikan suhu 2 fase ini disebut “BIPHASIC” dan merupakan ciri khas demam dengue. Bercak-bercak merah dikulit seperti pada penyakit campak, hampir tidak terlihat di hari-hari pertama. Di hari kelima bercak-bercak merah dikulit jelas terlihat mulai dari badan menjalar ke anggota badan kecuali telapak tangan, telapak kaki dan menghilang setelah 5 hari. Bercak-bercak ini bukan perdarahan di kulit, oleh karena itu akan hilang kalau ditekan. Sakit kepala, sakit pada otot, sakit pada penekanan bola mata, kulit, termasuk kulit kepala dan sendi-sendi, pembesaran kelenjar getah bening, hilang rasa pada lidah dan tidak nafsu makan, lekopenia (sel darah putih berkurang) dan trombosit masih diatas 100.000 /mm3.

Pada Demam Berdarah Dengue (Dengue Hemorrhagic Fever), selain gambaran klinis Demam Dengue, terdapat tanda-tanda adanya gangguan pembekuan darah dan gangguan sirkulasi darah.

Kriteria beratnya penyakit Demam Berdarah menurut WHO:

I. Tidak ada perdarahan spontan, satu-satunya tanda perdarahan adalah dengan Tes Tourniquet, yaitu adanya perdarahan dikulit lengan bawah berupa bintik-bintik setelah lengan atas diberi tekanan tepat antara tekanan sistolik dan diastolik selama 5 menit dengan manset alat pengukur tekanan darah. Trombosit masih sekitar 100.000/mm3

II. Terjadinya perdarahan spontan. Bintik-bintik perdarahan dibawah kulit, tidak hilang bila ditekan, sudah ada tanda lolosnya cairan darah keluar dari pembuluh darah yang dapat diketahui dari “pengentalan darah” dengan tes darah Hematokrit: paling sedikit naik 20 %. Dalam keadaan demikian jumlah trombosit sudah dibawah 50.000/mm3.

III. Kegagalan sirkulasi darah dengan tanda-tanda sebagai berikut:
1. Gelisah dan kulit dingin
2. Denyut nadi lemah dan cepat
3. Tekanan darah turun

IV. Shock (Dengue Shock Syndrome)
1. Penurunan kesadaran
2. Nadi dan tekanan darah tidak dapat dideteksi

Seharusnya pembentukan antibodi pada infeksi pertama oleh salah satu dari keempat jenis virus Dengue akan menghasilkan kekebalan humoral silang (“cross protection’) untuk keempat jenis virus Dengue, sehingga infeksi kedua oleh jenis virus dengue lainnya akan lebih ringan. Tetapi dari penelitian kekebalan oleh S. B. Halstead tahun 1969 disimpulkan justru Demam Berdarah terutama terdapat pada anak yang diserang oleh Virus Dengue untuk kedua kalinya oleh tipe Virus Dengue yang berbeda. Infeksi kedua oleh Virus Dengue dengan type yang sama menimbulkan kekebalan seluler (sel mediated immunity) yang dapat bertahan seumur hidup.
Demam berdarah terutama menyerang anak berumur dibawah 12 tahun. Kekebalan humoral dengan jenis antibodi yang fungsinya lebih lemah daripada antibodi yang dihasilkan oleh kekebalan seluler masih dominan pada anak-anak dibawah umur 12 tahun dan S. J. Gagnon (2001) membuktikan adanya reaksi kekebalan yang berlebihan tetapi tidak efektif pada demam berdarah. Berbagai hipotesis diajukan, tetapi patogenesisnya masih kurang jelas (S.B. Halstead, 2000).

Yang menarik adalah, laporan Halstead tahun 2001 yang menyatakan bahwa di Haiti tidak pernah dilaporkan adanya wabah demam berdarah pada penduduk asli Haiti, padahal penyebaran virus Dengue di Haiti hampir sama dengan penyebaran virus Dengue-2 di Asia Tenggara. S. B. Halstead (2001) menduga adanya tingkat kekebalan yang tinggi terhadap virus Dengue pada penduduk asli Haiti, jadi bukan karena perbedaan etnis bangsa. Meskipun Virus Dengue 2 yang menyerang benua Amerika berasal dari Asia Tenggara, menurut penelitian terakhir terdapat perbedaan genetika, yaitu adanya perubahan nukleotida pada Strain Amerika. Menurut penelitian M.J. Pryor dkk. Tahun 2001, Virus dengue strain Amerika tidak memperbanyak diri secepat Strain Asia.
Sel darah putih merupakan sel pertahanan tubuh yang pertama untuk menghadang infeksi sehingga akan bertambah jumlahnya jika infeksinya cukup berat. Tetapi pada Demam Berdarah, sel darah putih justru berkurang.

Anak-anak cenderung menkonsumsi makanan dan minuman yang tidak bergizi dan mengandung banyak gula sehingga akan kekurangan vitamin A, C, B ( terutama B12 dan asam folat) kalsium, fosfor dan zat besi (Bowman, 1999), yang justru berperan sangat penting dalam proses pertumbuhan sel dan pembekuan darah. Jaringan yang paling rentan terhadap kekurangan vitamin terutama vitamin B adalah sumsum tulang sebagai pusat pembentukan sel darah sehingga terjadi gangguan pembentukan sel darah baru. Vitamin B2, B3 (Niacin), B12 dan asam folat berperan dalam pembentukan DNA (pembentukan sel baru), vitamin B6 berperan dalam pembentukan hemoglobin darah merah. Jadi kekurangan vitamin ini dapat secara langsung mengganggu pembentukan sel darah putih baru sehingga sangat mengurangi daya tahan tubuh pada umumnya dan pembentukan kekebalan tubuh pada khususnya. Selain itu pembentukan trombosit juga terganggu.

Tidak ada obat yang dapat memberantas virus dengue. Penyembuhan sepenuhnya tergantung dari daya tahan tubuh kita. Pada anak berumur dibawah 12 tahun yang masih didominasi oleh antibodi dari kekebalan humoral, serangan virus dengue merupakan beban yang berat bagi tubuhnya. Pertahanan badan harus prima sehingga hal-hal yang mengganggu proses pertahanan badan terutama pola makan dan minum jangan sampai menghambat pertumbuhan sel-sel darah. Makanlah makanan bergizi terutama daging telur dan susu serta jauhkan makanan dan minuman bergula.

lemak coklat pada bayi

Peran Jaringan Lemak Coklat Pada Bayi
(Oleh dr. H. H. Mohamad Sp.A)

Semua kegiatan dalam tubuh membutuhkan energi (tenaga), mulai dari proses pencernaan dan penyimpanan makanan sampai pada pembentukan dan kegiatan sel-sel. Energi dapat berasal dari “pembakaran” gula, lemak atau protein, tergantung dari kebutuhan dan persediaan energi.
Kelebihan gula dalam darah dirubah oleh hormon insulin menjadi glikogen (glycogen) sehingga kadar gula darah tetap dalam batas-batas normal. Glikogen merupakan cadangan energi yang terutama disimpan dalam otot, jantung, dan hati.

Kelebihan lemak dalam darah akan disimpan di jaringan lemak. Lemak merupakan cadangan energi terbesar. Jika cadangan energi dari glikogen hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh selama 24 jam, maka cadangan energi dari lemak dapat memenuhi kebutuhan energi tubuh untuk beberapa minggu. Dalam tubuh terdapat keseimbangan antara penggunaan energi asal lemak dan bukan asal lemak serta penggunaan energi yang sudah siap pakai dalam darah dan energi cadangan. Lemak dapat dibentuk dari sisa pembakaran gula dan protein.

Karena lemak tidak larut dalam air, pembakaran lemak lebih stabil dan lebih dapat diandalkan daripada pembakaran gula yang larut dalam air. Oleh karena itu, jika ada beban pekerjaan yang lebih berat, jantung dan otot lebih banyak menggunakan energi yang berasal dari lemak.
Ada 2 jenis jaringan lemak. Jaringan lemak putih dan jaringan lemak coklat.

I. Jaringan lemak putih (White Adipose Tissue) menyimpan lemak dalam selnya sebagai cadangan energi, tersebar diseluruh tubuh, terutama dirongga perut dan jaringan dibawah kulit.
II. Jaringan lemak coklat (Brown Adipose Tissue), terutama terdapat pada bayi yang lahir cukup bulan dan terbatas hanya dijaringan bawah kulit leher dan punggung. Jaringan ini makin berkurang dan menyusut pada anak yang lebih besar dan hanya tertinggal sedikit pada orang dewasa.

Setelah O. Lindberg meneliti dan menulis buku berjudul “Brown Adipose Tissue” (1970), penelitian mengenai jaringan lemak coklat mulai dapat perhatian para peneliti. Baru belakangan ini (JE Silva, 1997), fungsi jaringan lemak coklat dipelajari lebih mendalam dan dianalisa lebih luas antara lain oleh JS Flier (2001) dan JE Silva (2003).

Dalam sel jaringan lemak coklat, cadangan energi dirubah menjadi panas. Keistimewaan lain dari jaringan ini adalah selnya dapat menyimpan sampai 40% dari lemak bayi. Kenaikan suhu tubuh oleh jaringan ini dapat sampai 3 kali lipat dibandingkan dengan kenaikan suhu akibat berolah raga.Kenaikan suhu oleh produksi panas sel lemak jaringan lemak coklat ini adalah penyesuaian terhadap suhu udara yang dingin dan akibat makan berlebihan, tanpa melibatkan kegiatan otot (dalam keadaan istirahat).

Dengan demikian, bayi tidak mudah kedinginan dan sebaliknya mudah kepanasan. Dibandingkan dengan orang dewasa muda, perbedaan daya tahan bayi terhadap udara dingin adalah kurang lebih 5 derajat Celcius dan sebaliknya terhadap udara panas. Jadi, jika orang dewasa pada suhu udara 20 derajat Celcius sudah kedinginan, bayi belum merasakan kedinginan karena untuk bayi, suhu udara 20 derajat Celcius terasa hanya 25 derajat Celcius. Sebaliknya, jika orang dewasa pada suhu udara 25 derajat Celcius merasa cukup dingin, bayi sudah kepanasan karena terasa sama dengan suhu udara 30 derajat Celcius.

Perlakuan dan pemahaman masyarakat terhadap bayi selama ini hampir semuanya terbalik, karena belum mengetahui peran jaringan lemak coklat yang baru terkuak tahun 70-an dan sampai sekarang masih diteliti perannya terhadap fungsi tubuh lainnya. Jaringan lemak coklat dapat membuang kelebihan energi misalnya akibat makan berlebihan dengan membakarnya menjadi panas. Pada tikus, kekurangan jaringan lemak coklat dapat menyebabkan obesitas (kegemukan) dan penyakit diabetes (kencing manis).

Berikut ini adalah kesalahan dan kebiasaan masyarakat yang justru “menyiksa” bayi, bahkan dapat mengakibatkan bayi sakit:
1. Karena takut bayi kedinginan, bayi diberi baju hangat, selimut, topi, sarung tangan sampai kaos kaki tebal. Akibatnya, bayi akan menangis terus karena tersiksa akibat terlalu kepanasan. Selain itu akibat terlalu banyak mengeluarkan keringat, bayi kehilangan banyak air dengan garam-garamnya menyebabkan haus dan badanpun menjadi lemah sehingga mudah terkena penyakit batuk-pilek.

2. Karena takut bayi kedinginan, bayi diberi minyak telon atau minyak kayu putih. Bayi sudah kepanasan, dipanasi lagi! Selain itu, karena kulit bayi sangat halus, minyak-minyak pemanas kulit akan membakar kulit bayi sehingga bayi merasa tersiksa. Kulit bayi terlihat merah dan setelah beberapa hari menjadi kehitaman seperti hangus.

3. Karena takut bayi kedinginan, bayi dibedong, dibungkus dengan kain tebal

4. Karena takut bayi kedinginan dan masuk angin, pintu, jendela bahkan lubang angin ditutup dan dilarang memakai kipas angin dan takut menggunakan AC.

5. Karena takut bayi kedinginan, bayi harus mandi dengan air hangat dan minum susu hangat.
Bayi akan merasa nyaman kalau tidak merasa kepanasan, meskipun dalam ruang ber-AC bayi belum merasa kedinginan, tidak perlu memakai baju panas apalagi selimut. Ruangan tanpa AC, harus mempunyai ventilasi yang cukup dan tujuan utama kipas angin adalah memasukan hawa segar dari luar kedalam ruangan. Bayi tidak merasa kedinginan, jadi tidak perlu dipanasi dengan minyak telon, meskipun sesudah mandi.

Susu tidak perlu hangat terus. Bahkan, bayi yang sudah berumur beberapa bulan, lebih suka kalau susunya didinginkan di lemari es. Jangan bandingkan bayi dengan orang tuanya, apalagi dengan neneknya, jangan bilang “saya saja sakit perut kalau minum susu dingin”. Bayi sehat tidak akan sakit perut, kalau sakit perut jangan salahkan susu, tetapi obati sakit perutnya.

Bayi sehat, kalau sudah bisa memilih, akan memilih mandi dengan air dingin, apalagi kalau udaranya panas, akan minta mandi lagi. Sekali lagi, jangan bandingkan bayi dengan orang dewasa, apalagi dengan orang yang sudah tua.