Jumat, 26 Maret 2010

Hubungan Asam Urat, Kacang, Coklat dan Batu Ginjal

Hubungan Asam Urat, Kacang, Coklat dan Batu Ginjal
(Oleh dr. H. H. Mohamad Sp.A)

Tubuh kita selalu mengalami proses regenerasi (peremajaan). Molekul sampai sel lama diganti dengan yang baru melalui mekanisme keseimbangan yang saling bergantung dan saling mengisi dengan sempurna. Jika kita sehat berarti keseimbangan tersebut sudah sempurna, jadi jangan ingin tambah sehat. Usaha untuk bertambah sehat hanya akan merusak keseimbangan tersebut, berarti akan sakit. Usahakanlah agar tetap sehat (bukan tambah sehat) dengan makan, minum tidak belebihan, hidup teratur serta hindari makanan, minuman dan lingkungan yang dapat mengganggu keseimbangan tersebut. Makin bertambahnya usia, apalagi setelah paruh baya, kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan tubuh ini makin berkurang, terutama karena kinerja jantung, hati dan ginjal berkurang. Proses regenerasi molekul sampai sel menggunakan bahan baku baru dari makanan dan bahan baku lama dari proses daur ulang molekul yang lama.

Molekul yang tidak dapat didaur ulang kembali (end product) dapat disamakan dengan sampah, harus dikeluarkan dari tubuh. Gangguan pada proses peremajaan dan pembuangan molekul-molekul akan menyebabkan penimbunan “sampah” sehingga menimbulkan penyakit.

Asam urat adalah sampah yang terutama berasal dari daging, ikan, bayam, teh, kopi dan coklat. Penimbunan asam urat menyebabkan terjadinya kristal asam urat di jaringan sekitar sendi-sendi sehingga menimbulkan rasa pegel-pegel, ngilu sampai nyeri di sendi-sendi dan sekitarnya, biasanya terjadi setelah usia paruh baya. Penimbunan asam urat terjadi karena banyaknya makanan yang mengandung sampah dari makanan tersebut diatas yang berlebihan, kemampuan ginjal mengeluarkan asam urat yang berkurang setelah usia paruh baya dan penyakit, terutama penyakit darah tinggi dan penyakit ginjal.

Akhir-akhir ini diketahui bahwa Fruktosa dapat menghambat pengeluaran asam urat melalui ginjal. Gula tebu mengandung Glukosa dan Fruktosa dengan perbandingan yang sama. Gula jagung sebagian besar terdiri dari Fruktosa. Dahulu, terutama di negara maju dikira karena rendah kalorinya, gula jagung dapat menjaga kelangsingan tubuh. Sekarang terbukti bahwa Fruktosa, selain menghambat pengeluaran asam urat, juga sebagai penyebab obesitas, resisten insulin (resistance) dan penyakit jantung koroner karena cenderung diubah menjadi Trigliserida (SS Elliott, dkk, 2002).

Oksalat (Oxalate) adalah sampah metabolisme makanan yang 40%-50% diantaranya berasal dari kacang dan coklat. Meskipun kadar oksalat dalam darah sangat tinggi, kemampuan tubuh membuang oksalat melalui ginjal (urine) sangat terbatas. Jadi, jika kita banyak makan kacang atau coklat, sampah oksalat tidak dapat dibuang semuanya, sehingga terjadi penumpukan dan pembentukan kristal kalsium oksalat. Asam urat dapat memicu terjadinya kristal kalsium oksalat. Kristal kalsium oksalat dapat mengendap di tulang, tulang rawan, pembuluh darah, jaringan sendi-sendi dan ginjal. Dijaringan sendi-sendi dapat menimbulkan rasa pegal-pegal, nyilu dan nyeri yang sama seperti ditimbulkan oleh asam urat. Secara klinis keduanya tidak dapat dibedakan. Kristal asam urat dan oksalat dalam cairan sendi dapat dibedakan dengan kristalografi. Batu ginjal asam urat hanya dapat terjadi kalau ada faktor keturunan, tetapi 20% penderita batu ginjal kalsium oksalat mempunyai kadar asam urat yang tinggi dalam urinenya.

Gula, kacang dan coklat merupakan pasangan sempurna untuk membuat tubuh kita menderita sakit sendi, jantung, ginjal dan batu ginjal, jadi makin banyak dimakan, makin banyak pula sampahnya. Tetapi susah dihentikan kalau sudah mulai memakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar