Jumat, 26 Maret 2010

Mencegah Pneumonia dan Inhalasi uap

Mencegah Pneumonia dan Inhalasi uap
(Oleh dr. H. H. Mohamad Sp.A)

Pneumonia (long ontsteking, radang paru-paru atau paru-paru basah) menjadi populer sebagai komplikasi yang menyebabkan kematian pada penderita flu burung, Pneumonia adalah juga komplikasi dan penyebab kematian dari penyakit campak dan influenza, terutama pada anak-anak.

Terjadinya pneumonia sebagai komplikasi dan penyebab kematian penyakit lain dapat dicegah jika tubuh tidak terganggu dalam menjalankan tugasnya. Tugas terpenting ada pada sel-sel yang melapisi bagian dalam saluran pernapasan. Tiap sel mempunyai kira-kira 200 cilia (sejenis rambut yang sangat halus) dan mengeluarkan cairan encer dipermukaannya. Cilia-cilia ini bergerak secara teratur 10 sampai 20 kali perdetik tanpa henti, menyapu cairan tersebut dengan kecepatan 1 cm permenit menuju tenggorokan dan tanpa disadari akan ditelan. Dengan demikian, debu, kuman, asap dsb akan melekat pada cairan tersebut dan tersapu bersih dari saluran pernapasan. Selain itu cairan tersebut juga menjaga agar saluran napas selalu basah.

Jika terlalu banyak mengeluarkan keringat, baik disebabkan oleh karena ruangan yang pengap maupun karena sakit panas, cairan tersebut menjadi kering dan lengket sehingga tidak dapat dialirkan dan mengumpul menjadi dahak serta menyumbat saluran napas. Saluran napas yang tersumbat menyebabkan sesak napas, batuk dan berkembangbiaknya kuman-kuman yang dapat menyebabkan penyakit bronchitis dan paru-paru basah (Pneumonia). Kalau berpikiran dangkal dan pendek, akan diambil jalan pintas yaitu dengan mengencerkan dan mengeluarkan dahak tersebut menggunakan alat dan obat (Inhalasi uap). Apakah akan disedot terus menerus?

Cara yang rasional, fisiologis dan mudah adalah mencegah keluarnya keringat secara berlebihan. Akan sia-sia minum kalau ruangannya masih pengap, karena akan keluar lagi melalui keringat. Udara di negara tropis sangat lembab (sangat banyak mengandung uap air) sehingga sangat mudah berkeringat. Uap air yang keluar ketika mengeluarkan napas, 11 (sebelas) kali lebih banyak dibandingkan dengan udara yang dihisap ketika menarik napas. Jadi dalam ruangan yang ventilasinya kurang, udaranya akan makin bertambah lembab, bertambah CO2 dan berkurang oksigen-nya sehingga badan akan sangat lemah, penyakit pun akan merajalela. Apa lagi kalau ruangan ber AC memakai timer atau dimatikan AC-nya dan temperaturnya (suhu) terlalu tinggi maka ruangan akan menjadi pengap. Tujuan memakai AC adalah menyaring udara ruangan (membersihkan) mengurangi kelembaban yang terlalu tinggi dan mendinginkan udara.

Tujuan ini akan sia-sia kalau AC tidak berfungsi optimal, apalagi kalau sudah lama tidak diservis. Katanya AC menyebabkan udara dan kulit menjadi kering. Bagaimana mungkin? Uap air yang dikeluarkan ketika mengeluarkan napas 11 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan udara yang dihirup. Kalau tidak memakai AC, ruangan harus terbuka agar udara segar dari luar masuk, Kipas angin tidak ada gunanya kalau tidak ada udara segar dari luar masuk ke dalam ruangan. Asap rokok mengandung banyak monoksida yang tidak dapat dibersihkan oleh AC dan mengalahkan oksigen masuk kedalam sel darah. Jadi sangat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Dahulu ada motto: berkeringat adalah sehat. Motto ini berasal dari negara sub tropis, terutama di musim dingin (salju). Disuruh berkeringat maksudnya supaya olah raga agar sehat dan tidak kedinginan. Di negara tropis apalagi di musim panas, tanpa olah raga pun sudah berkeringat apalagi berolah raga diruangan tertutup tidak ber-AC akan terlalu banyak mengeluarkan keringat dan tubuh akan terasa tidak nyaman bahkan akan jatuh sakit. Jagalah agar fungsi tubuh tidak terganggu oleh terlalu banyak mengeluarkan keringat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar